Author :: Park Hyun Rin
Title :: You, Me, and Time
Rating :: General
Gerne :: Romance, Fantasy
Main Cast::
.:. Lee Hyuk Jae (Super Junior)
.:. Cho Cheonsa change marga Lee Cheonsa because
Hyukjae’s wife (as readers)
Warning::
Typo(s) , tidak memakai EYD, Bahasa amburadul, perubahan
rating tiba-tiba menjadi NC, Pairing with OC
Summary::
Bisakah Lee
Hyukjae menyelamatkan Cheonsa yang tak sadarkan diri? Akankah
Hyukjae menukar hidupnya dengan waktu? Fanfiction Lee Eunhyuk with OC, Don’t
like pairing with OC? Don’t read.
Disclaimer ::
Semua tokoh disini adalah milik Tuhan kecuali chara ciptaan
saya dan Fanfiction ini adalah sah milik saya. Fanfiction ini dibuat hanya
untuk kesenangan semata tak lebih. Jika ada kesamaan tokoh atau kesamaan nama
chara ataupun alur cerita harap dimaklumi, itu terjadi karena KETIDAKSENGAJAAN.
Ya ini fanfic baru author, semoga kali ini banyak yang suka
ya. Semoga juga mary sue tidak ada ya. Fanfic ini terinspirasi dari video klip IU
– You and I. Semoga ada yang bersedia membaca fanfic ini dan mereviewnya.
Untuk senior diharapkan memberikan masukan untuk memperbaiki fanfic ini.
Kamshabnida. Finally, RnR please b(^-^)d
~(’.’~) ~(’.’)~ (~’.’)~
Sebuah
bangunan rumah tua tampak megah dari kejahuaan. Cat berwarna biru muda
menghiasi tembok luar rumah tua itu, sedangkan warna peach menghiasi ruangan
dalam yang didominasi oleh barang-barang yang terbuat dari kayu. Bermacam-macam
foto tergantung dengan indah di ruang tamu, disana pula terletak piano putih
tua yang masih terawat.
Seorang
namja memainkan piano putih tua—rambutnya yang berwarna putih terkena pantulan
cahaya matahari terlihat mengkilap keemasan, manik gelapnya menatap serius
partitur yang ada didepannya.
“Oppa…”
seorang yeoja memanggil namja yang
sedang memainkan piano, Ia berdiri dibelakang namja itu.
“Ne?”
namja itu menjawab, Ia menghentikan permainan pianonya.
Yeoja
itu mendekat kearah namja berambut putih yang sedang duduk didepan piano putih.
Ia menghela nafas, “Oppa, apa kau tak capek memainkan itu terus?” tanyanya
sambil menunjuk piano putih.
Orang
yang sedang ditanya hanya tertawa renyah, tangannya terulur untuk menarik
tangan yeoja yang berada didepannya. Dengan cepat yeoja itu kini telah duduk
dipangkuannnya.
“Kau
cemburu, Cheonsa?” tanya namja itu sambil menaruh dagunya diatas bahu yeoja
yang sedang Ia pangku. “Masa kau cemburu dengan benda mati.” lanjutnya sambil
mengeratkan pelukannya.
Yeoja
yang dipanggil Cheonsa hanya mengerucutkan bibir mungilnya, membuat namja
dibelakangnya semakin gemas. “Kau menyebalkan Hyukjae Oppa.” balasnya singkat.
“Ayolah
Cheonsa-ya.” namja yang dipanggil Cheonsa—Hyukjae mencoba merayunya. “Hari ini
kau memasak apa? Aku lapar.” pertanyaan Hyukjae mendapat hadiah sebuah injakan
kaki dari Cheonsa.
“Kau
kan tau
Hyukkie Oppa, Aku—tak—bisa—memasak.” Cheonsa mengucapkannya dengan penuh
penekanan.
Hyukjae
hanya tertawa mendengar ucapan gadis yang sedang dipangkunya. “Sepertinya aku
salah memilih istri.” Hyukjae mengucapkannya disela-sela tawanya.
Ucapan
Hyukjae barusan membuat Cheonsa kesal, dengan sedikit kekerasan Cheonsa melepas
pelukan Hyukjae. Bola matanya yang berwarna coklat menatap tajam manik gelap
Hyukjae.
“Tapi
setidaknya kau bisa memasakkan ramen untukku.” Hyukjae tersenyum saat
mengucapkan hal itu.
Tangan
Hyukjae akan menyentuh punggung tangan Cheonsa, dengan cepat Cheonsa menepis
tangan Hyukjae yang akan meraih tangannya.
“Ya,
aku tau aku memang tak sebaik dan semenarik tetangga sebelah yang bernama
G.Na.” Cheonsa mulai menyindir. “Aku tak setiap hari mengunakan pakaian sexy.
Aku tak setiap hari menebarkan senyuman genit. Aku tak setiap hari memuja dan
mengucapkan ‘saranghae’ padamu.” Cheonsa melanjutkan sindirannya.
“Cukup,
jangan memulainya lagi Cheonsa-ya.” Hyukjae menenangkan pujaan hatinya. “Kau
yang paling tahu mengapa aku memilih kau kan?”
Hyukjae bangkit dari tempat ia duduk.
“Memang,
tapi bukankah kau setiap saat menyesal telah memilihku dan bukannya memilih
dia?” Cheonsa menanyakan dengan pandangan yang bisa membunuh siapa saja.
Hyukjae
mengela nafas, “Sudahlah kau seperti anak kecil.” ucapnya untuk kesekian kali
menenangkan Cheonsa.
Hyukjae
memakai ‘kartu as’nya disaat-saat seperti ini. Ia lebih memilih
mendekatkan tubuhnya kearah Cheonsa. Sedangkan Cheonsa yang mendapat perlakuan
seperti itu hanya bisa mundur dengan perlahan dengan tempo teratur. Sampai
akhirnya punggung Cheonsa menyentuh tembok, tapi Hyukjae tak berhenti mendekat.
Hyukjae
tetap mempersempit jarak diantara mereka berdua. Situasi seperti inilah yang
dibenci Cheonsa. Setiap kali Hyukjae bertindak semaunya dan selalu membuat
jantung Cheonsa hampir lepas.
“Cho
Cheonsa,” Hyukjae memanggil Cheonsa yang dibuat seberat dan sexy mungkin.
“Mwo?”
Cheonsa menautkan alisnya. Ada
yang aneh dengan namanya. Kepalanya menunduk tak berani menatap Hyukjae yang
berada 5cm didepannya. “Oppa, namaku Lee Cheonsa sekarang.” Cheonsa mencoba
mengalihkan perhatian.
“Katamu
kau tak suka,” Hyukjae membalas ucapan Cheonsa dengan suara yang sama—berat dan
sexy yang membuat Cheonsa merinding. “Bukannya kau benci ketika dipanggil Miss
Lee?” Hyukjae memancing Cheonsa. Hyukjae menarik dagu Cheonsa, yang bearti mau
tak mau Cheonsa menatap manik gelap milik Hyukjae.
Hidung
mereka berdua kini bersentuhan. Hembusan nafas Hyukjae menerpa wajah Cheonsa
begitu pula sebaliknya. Hyukjae melingkarkan tangan kirinya ke pinggang Cheonsa
dan menarik tubuh Cheonsa untuk lebih dekat kearahnya. Perlahan tapi pasti
Hyukjae mencium kedua kelopak mata Cheonsa, beralih ke pipi Cheonsa. Hyukjae
mengerakkan hidungnya disekitar pipi Cheonsa yang membuat sensasi geli. Setelah
puas dengan pipi Cheonsa, Hyukjae beralih ke hidung Cheonsa. Mata Cheonsa
terpejam rapat, tak berani melihat wajah suaminya sekarang.
“Oppa
hentikan.” Cheonsa berusaha menghentikan aksi ciuman Hyukjae yang sekarang
sudah berada di lehernya. “ Ini masih pagi Oppa.” ucapan Cheonsa membuat
senyuman atau lebih tepatnya seringai pada wajah Hyukjae.
Hyukjae
menghentikan aksinya, Ia tau bahwa istrinya tak akan bias marah lama jika Ia
sudah mengeluarkan ‘kartu as’nya. ‘Kartu AS’ yang
mematikan karena mau tak mau mereka harus berakhir diatas ranjang, ya silakan
bayakan sendiri.
“Memangnya
jika ini malam, kau mau?” Hyukjae mulai mengoda Cheonsa.
Cheonsa
hanya mengangguk pasrah menjawab pertanyaan suami tercintanya. Muka Cheonsa
sekarang merah padam, sedangkan Hyukjae yang melihat hanya menahan tawanya.
Hyukjae menarik tubuh mungil Cheonsa dalam dekapannya. Membenamkan wajah
Cheonsa ke dadanya yang bidang.
“Baiklah
akan kuhentikan.” Hyukjae mencium puncak kepala Cheonsa. “Jangan marah lagi
ya?” lanjutnya menatap bola mata Cheonsa.
Cheonsa
menanggukkan kepalanya tanda setuju, Hyukjae tersenyum sumigrah. Ia melepaskan
pelukkannya dan berjalan kearah dapur. Setelahnya sampai disana Hyukjae hanya
menghela nafas melihat persediaan makanan dirumahnya sedang kosong.
“Persediaan
makanan habis.” Hyukjae memberitahu Cheonsa yang berdiri diambang pintu dapur.
“Kita makan diluar saja ya? Sekalian membeli persediaan makanan.” lanjutnya, Ia
membalikkan badan meminta persetujuan Cheonsa.
“Terserah
Oppa saja,” seolah dituntut jawaban Cheonsa menjawab dengan cepat. “Akan aku
ambilkan mantel untukmu.” lanjutnya lalu berlari-lari kecil kearah gantungan
mantel.
Dengan
cepat Cheonsa mengambil Dua potong mantel. Yang satu berwarna hitam untuknya
sendiri dan yang satunya lagi berwarna coklat untuk Hyukjae.
“Kau
bodoh sekali Cho Cheonsa,” Hyukjae mengucapkannya dengan sadis saat Cheonsa
memberikan mantel kepadanya.
“Mwo!?”
Cheonsa memekik kaget. “Kau mengataiku bodoh? Kau yang bodoh Lee Hyuk Jae ku
sayang.” lanjutnya sebal.
Cheonsa
berjalan cepat mendahului Hyukjae yang tertinggal dibelakangnya. Langkahnya
sengaja ia buat besar-besar agar Hyukjae tak mudah mengejarnya. Saat akan
melewati belokan menuju jalan raya, Cheonsa menghentikan langkahnya. Hyukjae segera
melebarkan langkahnya dan berhenti disebelah Cheonsa.
“YA!
Kau jahat sekali meninggalkan aku dibelakang.” suara Hyukjae tersirat marah.
Mata
Cheonsa mengamati lekuk tubuh seorang yeoja yang sekarang berdiri 10 meter
didepannya. Hyukjae hanya menghela nafasnya, sudah setiap hari ia menonton
adegan seperti ini. Untung saja Cheonsa tidak melakukan kekerasan pada G.Na.
Dan
seperti kata Cheonsa, kali ini penampilan G.Na sedikit tertutup walau ya tetap
saja dimata Cheonsa terlalu sexy. Kali ini G.Na menggunakan celana panjang
putih berpotongan longgar serta kemeja hitam lengan panjang berpotongan dada
rendah merk Chanel. G.Na memakai pula kalung berliang Tres Glam by
Brittny Gastineau, dan sepatu hak tebal hitam milik YSL.
Ketika
G.Na sadar akan kehadiran Hyukjae didepannya, yang pertama ia lakukan adalah
membenarkan rambutnya yang sama sekali tidak berantakan. Merapikan
pakaiannya dan seperti biasa tersenyum mengoda kearah Hyukjae tak memperdulikan
sosok mungil di sebelah Hyukjae.
“Good
Morning, Hyukjae-ssi.” G.Na menyapa Hyukjae dengan nada yang teramat mesra.
“Morning
Gina Eonnie.” Cheonsa menyapa balik ya dengan nada ketusnya.
Cheonsa
segera menarik tangan Hyukjae untuk pergi melewati G.Na. Langkah Cheonsa
menghentak-hentak yang bisa membuat semua orang tau bahwa ia sedang kesal.
Hyukjae segera memberhentikan taksi yang baru saja melintasi mereka berdua.
“Mau
kemana, Aggashi?” supir taksi itu bertanya dengan ramah.
“Sansan
tower.” Hyukjae menjawab cepat.
Cheonsa
memutar bola matanya malas. ‘Untuk apa ke Sansan tower? Bukankah kita hanya
pergi makan dan membeli persediaan makanan? Kita tidak sedang berlibur Oppa’
~(’.’~) ~(’.’)~ (~’.’)~
Hyukjae
menyerahkan beberapa uang won kepada supir taksi dan mengucapkan terimakasih.
Cheonsa turun terlebih dahulu, Ia merapatkan mantelnya. Cuaca diluar memang
sedikit tidak bersahabat sekarang. Hyukjae keluar dari taksi, mengedarkan
pandangannya. Ia menemukan sebuah restoran yang terletak tidak jauh dari posisi
mereka berdiri sekarang.
“Cheonsa-ya,
ayo kita makan~” seru Hyukjae ceria sambil menarik tangan kiri Cheonsa.
Cheonsa
mengikuti langkah Hyukjae dengan pasti. Setelah beberapa menit, sampailah
mereka didepan restoran itu. Arsitektur restoran itu terlihat simple sangat
simple (backsound : Mr. Simple~)
“Kau
mau makan apa?” tanya Hyukjae saat mereka telah duduk. Hyukjae sengaja memilih
tempat duduk yang berada dipojok dan dekat dengan jendela.
“Apa
sajalah~” Cheonsa mencoba memikirkan lagi, makanan yang bias membuatnya
kenyang. “Nasi Goreng saja Oppa.” Cheonsa menarik kata-katanya dan tersenyum
manis kearah Hyukjae.
“Baiklah,”
Hyukjae menjentikkan jari lentiknya, seorang pelayan mendekati mereka berdua.
“Dua nasi goreng, dan dua cola.” Hyukjae menjawab cepat ketika pelayan
menanyakan pesanan mereka.
“Mohon
ditunggu sebentar.” Pelayan tadi membungkukkan badannya dan meninggalkan
pasangan Hyukjae—Cheonsa.
Selama
beberapa menit Hyukjae da Cheonsa saling diam, tak ada yang memulai pembicaraan
diantara mereka berdua. Hyukjae menikmati keheningan yang tercipta diantara
mereka, Cheonsa sekali duakali membenarkan rambutnya yang berantakan karena
semilir angin. Tak lama kemudia pelayan datang membawakan pesanan untuk Hyukjae
dan Cheonsa.
“Selamat
menikmati,” Pelayan itu mengucapkannya dengan ramah lalu meninggalkan mereka
berdua lagi.
“Ya!
Selamat makan~” Cheonsa segera menyantap nasi goreng yang ada dihadapannya.
Hyukjae
terkikik pelan melihat istrinya yang sedang makan dengan bersemangat. Tapi
tawanya segera berhenti ketika Cheonsa melemparkan pandangan membunuh padanya.
“Tak
ada yang mengejar kita Cheonsa-ya~”
Hyukjae mengucapkannya sambil mengambil nasi yang berada disekitar bibir
Cheonsa. “Lihat, kau makan sampai seperti ini.”
“Oppa,
hentikan sikap romantismu.” Cheonsa menutupi rasa gugupnya. “Dan sekarang waktu
yang mengejar kita Oppa.” lanjutnya lalu kembali menyuap satu sendok penuh nasi
goreng.
Hyukjae
hanya tersenyum dan mulai memakan hidangan yang ada didepannya. Setelah selesai
dengan sarapan singkat mereka, Hyukjae memutuskan untuk berjalan-jalan. Memutari
Sansan tower sebelum mereka pergi berbelanja membeli persediaan makanan.
~(’.’~) ~(’.’)~ (~’.’)~
“Oppa,
kau pergilah menyebrang duluan.” Cheonsa mencoba meyakinkan Hyukjae. “Aku hanya
akan membeli kopi panas untuk kita berdua, kau mau kan?” lanjutnya sambil melempar senyuman
manisnya.
“Baiklah,
jangan lama-lama. Lalu berhati-hatilah saat menyebrang.” Hyukjae berpesan
sesaat sebelum menyebrang.
“YA!
Aku bukan anak kecil!” Cheonsa menjerit histeris. “Dasar bodoh Lee Hyuk Jae!”
Cheonsa melanjutkan teriakkannya.
Sedangkan
Hyukjae hanya tertawa mendengar teriakan istrinya yang berada diseberang jalan.
Hyukjae memutar badannya berharap Cheonsa masih ada, tapi sayangnya Cheonsa telah menghilang dibalik kerumunan
orang.
Hyukjae
berjalan dengan tenang menuju supermarket. Sudah hampir 10 menit Hyukjae berada
didalam supermarket, tapi Cheonsa tak kunjung menunjukan diri. Hyukjae pergi ke
kasir dan membayar semua belanjaannya. Akhirnya
Ia memutuskan untuk menunggu
diluar supermarket.
Ketika
Hyukjae baru saja keluar, ekor matanya menangkap kerumunan orang ditenggah
jalan. Sekelebat perasaan tak enak menghampirinya, dengan cepat Hyukjae berlari
kearah kerumunan orang. Membelahnya, dan dia terbaring disana.
Lee
Cheonsa. Terbaring dengan lemas, hampir seluruh tubuhnya berlumuran darah.
Tubuh Hyukjae melemas, air mata sekarang mengalir melewati pipi putihnya.
Tubuhnya jatuh terduduk disamping tubuh Cheonsa.
“Oppa,
jangan menangis.” Cheonsa berbisik, Ia masih sempat memberikan senyuman
terbaiknya untuk Hyukjae. “Aku tak apa.” lanjutnya.
“Bertahanlah,
Jebal Cheonsa-ya!” suara Hyukjae bergetar, air matanya kini benar-benar tumpah.
“Jangan tinggalkan aku sendiri, Lee Cheonsa.”
~(’.’~) ~(’.’)~ (~’.’)~
Continue—
Semoga
pada suka yaa? Terus buat masalah ‘Sansan tower’ itu—hehehe ngarang. nggak tau
beneran ada atau enggak. Sebagai pembaca yang baik maukah anda mereview ff
saya? Kamshabnida ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar