6.1.12

Fanfiction - You, Me, and Time [1]


Author :: Park Hyun Rin
Title :: You, Me, and Time
Rating :: General
Gerne :: Romance, Fantasy
Main Cast::
.:. Lee Hyuk Jae (Super Junior)
.:. Cho Cheonsa change marga Lee Cheonsa because Hyukjae’s wife (as readers)
Warning::
Typo(s) , tidak memakai EYD, Bahasa amburadul, perubahan rating tiba-tiba menjadi NC, Pairing with OC
Summary::
Bisakah Lee Hyukjae menyelamatkan Cheonsa yang tak sadarkan diri? Akankah Hyukjae menukar hidupnya dengan waktu? Fanfiction Lee Eunhyuk with OC, Don’t like pairing with OC? Don’t read.
Disclaimer ::
Semua tokoh disini adalah milik Tuhan kecuali chara ciptaan saya dan Fanfiction ini adalah sah milik saya. Fanfiction ini dibuat hanya untuk kesenangan semata tak lebih. Jika ada kesamaan tokoh atau kesamaan nama chara ataupun alur cerita harap dimaklumi, itu terjadi karena KETIDAKSENGAJAAN.

Ya ini fanfic baru author, semoga kali ini banyak yang suka ya. Semoga juga mary sue tidak ada ya. Fanfic ini terinspirasi dari video klip IU – You and I. Semoga ada yang bersedia membaca fanfic ini dan mereviewnya. Untuk senior diharapkan memberikan masukan untuk memperbaiki fanfic ini. Kamshabnida. Finally, RnR please b(^-^)d

~(’.’~) ~(’.’)~ (~’.’)~


Sebuah bangunan rumah tua tampak megah dari kejahuaan. Cat berwarna biru muda menghiasi tembok luar rumah tua itu, sedangkan warna peach menghiasi ruangan dalam yang didominasi oleh barang-barang yang terbuat dari kayu. Bermacam-macam foto tergantung dengan indah di ruang tamu, disana pula terletak piano putih tua yang masih terawat.

Seorang namja memainkan piano putih tua—rambutnya yang berwarna putih terkena pantulan cahaya matahari terlihat mengkilap keemasan, manik gelapnya menatap serius partitur yang ada didepannya.

“Oppa…” seorang yeoja memanggil  namja yang sedang memainkan piano, Ia berdiri dibelakang namja itu.

“Ne?” namja itu menjawab, Ia menghentikan permainan pianonya.

Yeoja itu mendekat kearah namja berambut putih yang sedang duduk didepan piano putih. Ia menghela nafas, “Oppa, apa kau tak capek memainkan itu terus?” tanyanya sambil menunjuk piano putih.

Orang yang sedang ditanya hanya tertawa renyah, tangannya terulur untuk menarik tangan yeoja yang berada didepannya. Dengan cepat yeoja itu kini telah duduk dipangkuannnya.

“Kau cemburu, Cheonsa?” tanya namja itu sambil menaruh dagunya diatas bahu yeoja yang sedang Ia pangku. “Masa kau cemburu dengan benda mati.” lanjutnya sambil mengeratkan pelukannya.

Yeoja yang dipanggil Cheonsa hanya mengerucutkan bibir mungilnya, membuat namja dibelakangnya semakin gemas. “Kau menyebalkan Hyukjae Oppa.” balasnya singkat.

“Ayolah Cheonsa-ya.” namja yang dipanggil Cheonsa—Hyukjae mencoba merayunya. “Hari ini kau memasak apa? Aku lapar.” pertanyaan Hyukjae mendapat hadiah sebuah injakan kaki dari Cheonsa.

“Kau kan tau Hyukkie Oppa, Aku—tak—bisa—memasak.” Cheonsa mengucapkannya dengan penuh penekanan.

Hyukjae hanya tertawa mendengar ucapan gadis yang sedang dipangkunya. “Sepertinya aku salah memilih istri.” Hyukjae mengucapkannya disela-sela tawanya.

Ucapan Hyukjae barusan membuat Cheonsa kesal, dengan sedikit kekerasan Cheonsa melepas pelukan Hyukjae. Bola matanya yang berwarna coklat menatap tajam manik gelap Hyukjae.

“Tapi setidaknya kau bisa memasakkan ramen untukku.” Hyukjae tersenyum saat mengucapkan hal itu.

Tangan Hyukjae akan menyentuh punggung tangan Cheonsa, dengan cepat Cheonsa menepis tangan Hyukjae yang akan meraih tangannya.

“Ya, aku tau aku memang tak sebaik dan semenarik tetangga sebelah yang bernama G.Na.” Cheonsa mulai menyindir. “Aku tak setiap hari mengunakan pakaian sexy. Aku tak setiap hari menebarkan senyuman genit. Aku tak setiap hari memuja dan mengucapkan ‘saranghae’ padamu.” Cheonsa melanjutkan sindirannya.

“Cukup, jangan memulainya lagi Cheonsa-ya.” Hyukjae menenangkan pujaan hatinya. “Kau yang paling tahu mengapa aku memilih kau kan?” Hyukjae bangkit dari tempat ia duduk.

“Memang, tapi bukankah kau setiap saat menyesal telah memilihku dan bukannya memilih dia?” Cheonsa menanyakan dengan pandangan yang bisa membunuh siapa saja.

Hyukjae mengela nafas, “Sudahlah kau seperti anak kecil.” ucapnya untuk kesekian kali menenangkan Cheonsa.

Hyukjae memakai ‘kartu as’nya disaat-saat seperti ini. Ia lebih memilih mendekatkan tubuhnya kearah Cheonsa. Sedangkan Cheonsa yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa mundur dengan perlahan dengan tempo teratur. Sampai akhirnya punggung Cheonsa menyentuh tembok, tapi Hyukjae tak berhenti mendekat.

Hyukjae tetap mempersempit jarak diantara mereka berdua. Situasi seperti inilah yang dibenci Cheonsa. Setiap kali Hyukjae bertindak semaunya dan selalu membuat jantung Cheonsa hampir lepas.

“Cho Cheonsa,” Hyukjae memanggil Cheonsa yang dibuat seberat dan sexy mungkin.

“Mwo?” Cheonsa menautkan alisnya. Ada yang aneh dengan namanya. Kepalanya menunduk tak berani menatap Hyukjae yang berada 5cm didepannya. “Oppa, namaku Lee Cheonsa sekarang.” Cheonsa mencoba mengalihkan perhatian.

“Katamu kau tak suka,” Hyukjae membalas ucapan Cheonsa dengan suara yang sama—berat dan sexy yang membuat Cheonsa merinding. “Bukannya kau benci ketika dipanggil Miss Lee?” Hyukjae memancing Cheonsa. Hyukjae menarik dagu Cheonsa, yang bearti mau tak mau Cheonsa menatap manik gelap milik Hyukjae.

Hidung mereka berdua kini bersentuhan. Hembusan nafas Hyukjae menerpa wajah Cheonsa begitu pula sebaliknya. Hyukjae melingkarkan tangan kirinya ke pinggang Cheonsa dan menarik tubuh Cheonsa untuk lebih dekat kearahnya. Perlahan tapi pasti Hyukjae mencium kedua kelopak mata Cheonsa, beralih ke pipi Cheonsa. Hyukjae mengerakkan hidungnya disekitar pipi Cheonsa yang membuat sensasi geli. Setelah puas dengan pipi Cheonsa, Hyukjae beralih ke hidung Cheonsa. Mata Cheonsa terpejam rapat, tak berani melihat wajah suaminya sekarang.

“Oppa hentikan.” Cheonsa berusaha menghentikan aksi ciuman Hyukjae yang sekarang sudah berada di lehernya. “ Ini masih pagi Oppa.” ucapan Cheonsa membuat senyuman atau lebih tepatnya seringai pada wajah Hyukjae.

Hyukjae menghentikan aksinya, Ia tau bahwa istrinya tak akan bias marah lama jika Ia sudah mengeluarkan ‘kartu as’nya. ‘Kartu AS’ yang mematikan karena mau tak mau mereka harus berakhir diatas ranjang, ya silakan bayakan sendiri.

“Memangnya jika ini malam, kau mau?” Hyukjae mulai mengoda Cheonsa.

Cheonsa hanya mengangguk pasrah menjawab pertanyaan suami tercintanya. Muka Cheonsa sekarang merah padam, sedangkan Hyukjae yang melihat hanya menahan tawanya. Hyukjae menarik tubuh mungil Cheonsa dalam dekapannya. Membenamkan wajah Cheonsa ke dadanya yang bidang.

“Baiklah akan kuhentikan.” Hyukjae mencium puncak kepala Cheonsa. “Jangan marah lagi ya?” lanjutnya menatap bola mata Cheonsa.

Cheonsa menanggukkan kepalanya tanda setuju, Hyukjae tersenyum sumigrah. Ia melepaskan pelukkannya dan berjalan kearah dapur. Setelahnya sampai disana Hyukjae hanya menghela nafas melihat persediaan makanan dirumahnya sedang kosong.

“Persediaan makanan habis.” Hyukjae memberitahu Cheonsa yang berdiri diambang pintu dapur. “Kita makan diluar saja ya? Sekalian membeli persediaan makanan.” lanjutnya, Ia membalikkan badan meminta persetujuan Cheonsa.

“Terserah Oppa saja,” seolah dituntut jawaban Cheonsa menjawab dengan cepat. “Akan aku ambilkan mantel untukmu.” lanjutnya lalu berlari-lari kecil kearah gantungan mantel.

Dengan cepat Cheonsa mengambil Dua potong mantel. Yang satu berwarna hitam untuknya sendiri dan yang satunya lagi berwarna coklat untuk Hyukjae.

“Kau bodoh sekali Cho Cheonsa,” Hyukjae mengucapkannya dengan sadis saat Cheonsa memberikan mantel kepadanya.

“Mwo!?” Cheonsa memekik kaget. “Kau mengataiku bodoh? Kau yang bodoh Lee Hyuk Jae ku sayang.” lanjutnya sebal.

Cheonsa berjalan cepat mendahului Hyukjae yang tertinggal dibelakangnya. Langkahnya sengaja ia buat besar-besar agar Hyukjae tak mudah mengejarnya. Saat akan melewati belokan menuju jalan raya, Cheonsa menghentikan langkahnya. Hyukjae segera melebarkan langkahnya dan berhenti disebelah Cheonsa.

“YA! Kau jahat sekali meninggalkan aku dibelakang.” suara Hyukjae tersirat marah.

Mata Cheonsa mengamati lekuk tubuh seorang yeoja yang sekarang berdiri 10 meter didepannya. Hyukjae hanya menghela nafasnya, sudah setiap hari ia menonton adegan seperti ini. Untung saja Cheonsa tidak melakukan kekerasan pada G.Na.

Dan seperti kata Cheonsa, kali ini penampilan G.Na sedikit tertutup walau ya tetap saja dimata Cheonsa terlalu sexy. Kali ini G.Na menggunakan celana panjang putih berpotongan longgar serta kemeja hitam lengan panjang berpotongan dada rendah merk Chanel. G.Na memakai pula kalung berliang Tres Glam by Brittny Gastineau, dan sepatu hak tebal hitam milik YSL.

Ketika G.Na sadar akan kehadiran Hyukjae didepannya, yang pertama ia lakukan adalah membenarkan rambutnya yang sama sekali tidak berantakan. Merapikan pakaiannya dan seperti biasa tersenyum mengoda kearah Hyukjae tak memperdulikan sosok mungil di sebelah Hyukjae.

“Good Morning, Hyukjae-ssi.” G.Na menyapa Hyukjae dengan nada yang teramat mesra.

“Morning Gina Eonnie.” Cheonsa menyapa balik ya dengan nada ketusnya.

Cheonsa segera menarik tangan Hyukjae untuk pergi melewati G.Na. Langkah Cheonsa menghentak-hentak yang bisa membuat semua orang tau bahwa ia sedang kesal. Hyukjae segera memberhentikan taksi yang baru saja melintasi mereka berdua.

“Mau kemana, Aggashi?” supir taksi itu bertanya dengan ramah.

“Sansan tower.” Hyukjae menjawab cepat.

Cheonsa memutar bola matanya malas. ‘Untuk apa ke Sansan tower? Bukankah kita hanya pergi makan dan membeli persediaan makanan? Kita tidak sedang berlibur Oppa’

~(’.’~) ~(’.’)~ (~’.’)~

Hyukjae menyerahkan beberapa uang won kepada supir taksi dan mengucapkan terimakasih. Cheonsa turun terlebih dahulu, Ia merapatkan mantelnya. Cuaca diluar memang sedikit tidak bersahabat sekarang. Hyukjae keluar dari taksi, mengedarkan pandangannya. Ia menemukan sebuah restoran yang terletak tidak jauh dari posisi mereka berdiri sekarang.

“Cheonsa-ya, ayo kita makan~” seru Hyukjae ceria sambil menarik tangan kiri Cheonsa.

Cheonsa mengikuti langkah Hyukjae dengan pasti. Setelah beberapa menit, sampailah mereka didepan restoran itu. Arsitektur restoran itu terlihat simple sangat simple (backsound : Mr. Simple~)

“Kau mau makan apa?” tanya Hyukjae saat mereka telah duduk. Hyukjae sengaja memilih tempat duduk yang berada dipojok dan dekat dengan jendela.

“Apa sajalah~” Cheonsa mencoba memikirkan lagi, makanan yang bias membuatnya kenyang. “Nasi Goreng saja Oppa.” Cheonsa menarik kata-katanya dan tersenyum manis kearah Hyukjae.

“Baiklah,” Hyukjae menjentikkan jari lentiknya, seorang pelayan mendekati mereka berdua. “Dua nasi goreng, dan dua cola.” Hyukjae menjawab cepat ketika pelayan menanyakan pesanan mereka.

“Mohon ditunggu sebentar.” Pelayan tadi membungkukkan badannya dan meninggalkan pasangan Hyukjae—Cheonsa.

Selama beberapa menit Hyukjae da Cheonsa saling diam, tak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka berdua. Hyukjae menikmati keheningan yang tercipta diantara mereka, Cheonsa sekali duakali membenarkan rambutnya yang berantakan karena semilir angin. Tak lama kemudia pelayan datang membawakan pesanan untuk Hyukjae dan Cheonsa.

“Selamat menikmati,” Pelayan itu mengucapkannya dengan ramah lalu meninggalkan mereka berdua lagi.

“Ya! Selamat makan~” Cheonsa segera menyantap nasi goreng yang ada dihadapannya.

Hyukjae terkikik pelan melihat istrinya yang sedang makan dengan bersemangat. Tapi tawanya segera berhenti ketika Cheonsa melemparkan pandangan membunuh padanya.

“Tak ada yang mengejar kita Cheonsa-ya~”  Hyukjae mengucapkannya sambil mengambil nasi yang berada disekitar bibir Cheonsa. “Lihat, kau makan sampai seperti ini.”

“Oppa, hentikan sikap romantismu.” Cheonsa menutupi rasa gugupnya. “Dan sekarang waktu yang mengejar kita Oppa.” lanjutnya lalu kembali menyuap satu sendok penuh nasi goreng.

Hyukjae hanya tersenyum dan mulai memakan hidangan yang ada didepannya. Setelah selesai dengan sarapan singkat mereka, Hyukjae memutuskan untuk berjalan-jalan. Memutari Sansan tower sebelum mereka pergi berbelanja membeli persediaan makanan.

~(’.’~) ~(’.’)~ (~’.’)~

“Oppa, kau pergilah menyebrang duluan.” Cheonsa mencoba meyakinkan Hyukjae. “Aku hanya akan membeli kopi panas untuk kita berdua, kau mau kan?” lanjutnya sambil melempar senyuman manisnya.

“Baiklah, jangan lama-lama. Lalu berhati-hatilah saat menyebrang.” Hyukjae berpesan sesaat sebelum menyebrang.

“YA! Aku bukan anak kecil!” Cheonsa menjerit histeris. “Dasar bodoh Lee Hyuk Jae!” Cheonsa melanjutkan teriakkannya.

Sedangkan Hyukjae hanya tertawa mendengar teriakan istrinya yang berada diseberang jalan. Hyukjae memutar badannya berharap Cheonsa masih ada, tapi sayangnya  Cheonsa telah menghilang dibalik kerumunan orang.

Hyukjae berjalan dengan tenang menuju supermarket. Sudah hampir 10 menit Hyukjae berada didalam supermarket, tapi Cheonsa tak kunjung menunjukan diri. Hyukjae pergi ke kasir dan membayar semua belanjaannya. Akhirnya Ia memutuskan untuk menunggu diluar supermarket.

Ketika Hyukjae baru saja keluar, ekor matanya menangkap kerumunan orang ditenggah jalan. Sekelebat perasaan tak enak menghampirinya, dengan cepat Hyukjae berlari kearah kerumunan orang. Membelahnya, dan dia terbaring disana.

Lee Cheonsa. Terbaring dengan lemas, hampir seluruh tubuhnya berlumuran darah. Tubuh Hyukjae melemas, air mata sekarang mengalir melewati pipi putihnya. Tubuhnya jatuh terduduk disamping tubuh Cheonsa.

“Oppa, jangan menangis.” Cheonsa berbisik, Ia masih sempat memberikan senyuman terbaiknya untuk Hyukjae. “Aku tak apa.” lanjutnya.

“Bertahanlah, Jebal Cheonsa-ya!” suara Hyukjae bergetar, air matanya kini benar-benar tumpah. “Jangan tinggalkan aku sendiri, Lee Cheonsa.”

~(’.’~) ~(’.’)~ (~’.’)~

Continue—
Semoga pada suka yaa? Terus buat masalah ‘Sansan tower’ itu—hehehe ngarang. nggak tau beneran ada atau enggak. Sebagai pembaca yang baik maukah anda mereview ff saya? Kamshabnida ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar